Minggu, 28 Oktober 2012

sambungan perjuangan diplomasi

*. Agresi militer Belanda II
Pihak belanda yang masih ingin menguasai wilayah Indonesia, mencari –
cari cara untuk mengingkari persetujuan yang sudah disepakati. Sebelum
macetnya perundingan itu sudah ada tanda – tanda bahwa pihak belanda akan
melanggar persetujuan renville. Oleh karena itu, pemerintah republic Indonesia
dan TNI sudah memperhitungkan bahwa sewaktu – waktu belanda akan
melakukan aksi militernya untuk menghancurkan republic Indonesia dengan
kekuatan senjata.
Seperti yang telah diduga sebelumnya, akhirnya belanda pun melakukan
aksi militernya yang kedua. Serangan dibuka pada tanggal 19 desember 1948.
belanda melancarkan serangan di semua front republic Indonesia. Presiden
Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta beserta sejumlah menteri, kepala staf
angkatan udara komodor S. Suryadarma dan yang lainnya juga ikut ditawan
tentara belanda. Namun, sebelum pihak belanda sampai ke istana presiden,
presiden soekarno telah berhasil mengirimkan radiogram yang berisi mandat
kepada menteri kemakmuran, syafruddin prawiranegara yang sedang melakukan
kunjungan ke sumatera untuk membentuk pemerintahan darurat republic
Indonesia (PDRI).
Beberapa bulan sebelum belanda melakukan serangan, jenderal
soedirman (panglima Besar Angkatan Perang) menderita sakit paru – paru yang
sangat parah, sehingga harus dirawat di rumah sakit dan kemudian dirawat
dirumahya.
Selanjutnya.. dalam waktu 1 bulan, pasukan TNI telah berhasil
menyelesaikan konsolidasinya dan mulai memberikan pukulan – pukulan secara
teratur kepada musih. Serangan umum yang dilaksanakan terhadap kota – kota
yang paling dikenal adalah serangan umum 1 maret 1949 terhadap kota
yogyakarta. Serangan umum itu dipimpin oleh komandan Brigade X Letnan
Colonel Soeharto. Pasukan TNI berhasil menduduki kota yogyakarta selama 6
jam.
Sementara itu Sri Sultan Hamengku Buwono IX menolak tawaran kerja
sama dari pihak belanda. Disamping itu, perjuangan dalam rangka dalam rangka
memegakkan kedaulatan republic Indonesia juga dilakukan di luar
negeri.dengan modal sumbangan pesawat rakyat aceh, w. supono membentuk
armada udara komersial itulah yang dijadikan modal untuk membiyai
perwakilan republic Indonesia diluar negeri. Juga dibuka komunikasi radio
antara wonosari, bukit tinggi, Rangoon, dan new delhi.
Aksi militer belanda yang kedua ini ternyata menarik perhatian PBB,
karena belanda secara terang – terangan tidak mengakui lagi persetujuan renville
di depan komisi tiga Negara yang ditugaskan oleh PBB. Pada tanggal 24 januari
1949, dewan keamanan PBB mengeluarkan resolusi agar republic Indonesia dan
belanda segera menghentikan permusuhan. Kegagalan belanda di medan
pertempuran serta tekanan dari amerika serikat yang mengancam akan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar